Rabu, 27 September 2017

Cita Rasa Kuliner Lokal, Daya Tarik Wisatawan Mancanegara


RendangJAKARTA, KOMPAS.com - Kekayaan kuliner khas Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. I Gde Pitana selaku Deputi Bidang Pengembangangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M) Kementerian Pariwisata menekankan betapa pentingnya perananan kuliner, baik untuk diplomasi budaya hingga ekonomi.

Jadi Makanan Terenak di Dunia, Ini Dia 8 Jenis Rendang


Tak seperti rendang di restoran Padang pada umumnya yang berwarna merah. Di RM Pagi Sore, rendangnya berwarna cokelat tua.KOMPAS.com - Rendang bukanlah nama masakan, dan tidak selalu identik dengan daging sapi. Reno Andam Suri, penulis buku "Rendang Traveler" menyebutkan bahwa rendang dalah proses memasak.
"Karena rendang proses masak, tidak bisa dipaksakan setiap daerah bisa sama (bahannya)," tutur Reno kepada KompasTravel beberapa waktu lalu. 
Wanita itu mengatakan bahwa setiap daerah di Sumatera Barat punya bahan baku khas untuk direndang.

Sate Kambing Sabang dan Gulainya yang Tersohor di Menteng


JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah ramainya Menteng di malam hari, ada yang menyita pandangan KompasTravel.
Ialah sebuah kedai panjang menggunakan tenda di depannya, bertuliskan sate kambing. Di sekitarnya nampak pembeli tak henti-hentinya lalu-lalang keluar masuk kedai tersebut secara bergantian.

Kuliner Wajib di Makassar Tak Hanya Coto dan Palubasa!

MAKASSAR, KOMPAS.com – Air liur sudah sampai ujung lidah saat kaki berpijak di tanah Makassar. Terbayang dalam benak lezatnya coto dan palubasa lengkap dengan buras yang mungkin bisa dinikmati dalam satu jam ke depan. 

4 Rekomendasi Kuliner Kambing Paling Top di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sempat menyantap kambing saat Idul Adha? Tenang saja, karena di Jakarta banyak kuliner olahan kambingyang sudah melegenda kelezatannya.

6 Lokasi Menikmati Wisata Kuliner di Kota Bogor



BOGOR, KOMPAS.com -
 Berkunjung ke Bogor memang belum “afdhol” jika belum mencicipi berbagai kulinernya yang memanjakan lidah. Berbagai kuliner yang harus Anda coba, tersebar di penjuru kota prabu Siliwangi tersebut.
Bagi Anda yang ingin memanjakan lidah dengan aneka kuliner di Bogor, cobalah referensi lokasi-lokasi tempat berkumpulnya kuliner-kuliner Bogor dari KompasTravel. Enam tempat tersebut termasuk yang paling banyak menyediakan pilihan kuliner, dan kerap diramaikan oleh pembeli baik hari kerja maupun akhir pekan. 

Siraman Kuah Panas Laksa Bogor yang Menggugah Selera...


BOGOR, KOMPAS.com - Salah satu kuliner tradisional Bogor yang tak lekang oleh zaman ialah Laksa Bogor. Pasalnya hidangan ini kerap dijumpai di berbagai perayaan seperti pesta, syukuran, hingga acara kebudayaan.
Hidangan yang satu ini memang tersohor sejak puluhan tahun lalu. Kuah kuning berampas yang kaya akan rempah menjadi ciri khas hidangan tersebut. Salah satu kedai yang bertahan hingga tiga generasi ialah Laksa Gang Aut Mang Wahyu.
Dede yang merupakan adik dari pemilik generasi ketiga laksa ini, dipercaya mengelola warung tenda sederhana Laksa Gang Aut Mang Wahyu. Ia mengatakan laksa tersebut masih terjaga keaslian racikan rempahnya selama puluhan tahun.
“Di sini salah satu yang terkenal karena masih menjaga keaslian dari kakek dulu yang buat. Selain bumbunya, cara masaknya juga masih tradisional pakai arang,” ujar Dede kepada KompasTravel saat berkunjung ke warung laksanya, Rabu (25/5/2016).
Dari kejauhan terlihat tendanya yang sederhana, hanya ditutupi kain bertuliskan “Laksa Gang Aut Asli Bogor, Mang Wahyu”. Namun, setelah Anda membuka kain tersebut, semerbak rempah dari laksa pun menarik anda untuk memesannya.
KompasTravel pun coba memesan satu porsi laksa tersebut. Dede yang meraciknya, dengan memotong ketupat terlebih dahulu, lalu diberi bihun, potongan oncom, dan tauge, inilah bedanya dengan laksa-laksa dari daerah lain.
Proses pembuatannya yang masih tradisional merupakan cirikhas Laksa Bogor yang satu ini. Menggunakan rempah-rempah hasil resep turun temurun, laksa ini juga masih memanaskan kuahnya menggunakan api dari arang kayu.(KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia)

Uniknya Lumpia Basah Bogor, Pakai Isian Bengkuang


BOGOR, KOMPAS.com - Kuliner berbalut kulit dari tepung, berisikan rebung atau bambu muda dengan cincangan daging udang kerap ditemui di Kota Semarang. Di Bogor pun juga terdapat kuliner lumpia, namun isi hingga penyajiannya berbeda.
Kuliner yang satu ini mulai dijual sekitar tahun 1970-an di kawasan pecinan Semarang. Salah satu pelopornya ialah nenek dari Ernes, seorang pedagang Lumpia Bogor yang sudah generasi ketiga sejak 1972.
Menurutnya kuliner Lumpia Bogor walaupun berbeda dengan Semarang, tetapi sama-sama dipengaruhi keberadaan kaum Tionghoa di masing-masing tempat. Tak heran, perkembangan kuliner ini berasal dari daerah pecinannya.
Perkembangan kuliner tersebut meluas, hingga kini Lumpia Bogor tersebar di mana-mana, terutama kawasan kuliner hingga sekolah, dan perkantoran. Namun, yang tertua dan masih eksis ialah Lumpia Basah Bogor Surya Kencana milik keluarga Ernes ini.
“Saat ini Lumpia Ini yang tertua, pelanggannya dari mulai nenek kakek sampe cucunya,” ujar Ernes pada KompasTravel saat mencoba lumpianya, Selasa (24/5/2016).
Berbeda dengan Lumpia Semarang yang berisikan rebung, telur dan cacahan udang, Lumpia Basah Bogor menggunakan cacahan bengkuang, tauge, tahu, ebi giling juga telur. (KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia)

Jejak rekam pulau gelis yang sarat sejarah

BOGOR, KOMPAS.com - Di tengah Kota Bogor, tak jauh dari Tugu Kujang dan Kebun Raya Bogor ternyata berdiri sebuah pulau yang sangat bersejarah bagi beberapa agama, hingga leluhur kerajaan Sunda. Berkunjung ke tempat tersebut dapat menjadi alternatif wisata pendidikan, sejarah, religi, hingga hiburan pada beberapa perayaan tertentu.

Hangatnya Bir Kotjok Bogor, Dijamin Tidak Mabuk! Mau Coba?


BOGOR, KOMPAS.com - Salah satu minuman tradisional khas Bogor yang kini sulit dijumpai ialah bir kotjok. Walaupun bernama bir, minuman tradisional ini tidak memabukkan, justru memiliki khasiat baik untuk kesehatan.
Menurut Eman, yang merupakan pewaris generasi ketiga resep tradisional ini mengatakan awal mula bir tersebut sejak tahun 1948. Abahnya atau kakek dalam bahasa Sunda menemukan racikan minuman untuk acara-acara perayaan pernikahan. Oleh sebab itu sempat dikenal denga nama bir penganten.
Karena tempat kelahirannya di sekitar kawasan pecinan Bogor, maka minuman tersebut laris digunakan untuk perayaan pernikahan etnis Tionghoa. “Mulai 1965 tuh baru dijual keliling sama abah, di sekitar Suryakencana-Pasar Bogor,” ujar Eman kepada KompasTravel saat mencoba racikan birnya, Selasa (24/5/2016).
Eman menuturkan, sejak saat itulah bir ini mulai dikenal dengan “Bir Kotjok Bogor si Abah”, dan tak hanya bagi perayaan warga Tionghoa, sampai sekarang sering untuk acara perpisahan, rapat pemerintah ataupun yang lainnya.
Usaha bir tersebut sempat dipegang sang bapak, sekitar tahun 1980-an, dan beroperasi di sekitar gerbang utama Kebun Raya Bogor. Mulai tahun 2008 resep tradisional racikan keluarganya itu resmi diturunkan kepadanya.
KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Bak bartender Eman memainkan alat serupa dengan gayung alumunium yang dalam, mengaduk atau mengocok sari-sari rempah sehingga keluar buih putih dari airnya.

Street Food Indonesia Disukai Turis Mancanegara, Ini Alasannya...


JAKARTA, KOMPAS.com - Kuliner jalanan (street food) disukai turis mancanegara saat berlibur di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Managing Director Good Indonesia Food, Astrid Prajogo di sela-sela acara "Workshop Strategi Pemasaran Wisata Kuliner dan Belanja dalam Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara".

Senin, 18 September 2017

Cain Lemon Tree.........segera di buka 23 September 2017

Klik untuk tau lokasinya   :   CAIN LEMONTREE

SEGERA DI BUKA TANGGAL 23 September 2017 di dekat warung Doyong Bogor....klik lokasi :CAIN LEMONTREE

"ENAK NYA KELEWATAN "........................kalau nggak cobain nyesel ..deh.


Waralaba Ayam panggang santan khas Bogor 1978.






Apa itu Cain lemon tree ?..................Cain lemon tree adalah merk dagang  dari ayam panggang santan khas Bogor yang dimulai sejak tahun 1978.(=39 tahun  lamanya  kuliner ini exis, artikel ini ditulis 1 April  tahun 2017)
Pada awalnya adalah seorang anak muda yang bernama Indra Gustalim yang sehari hari dipanggil dengan nama panggilan Ca”in yang membantu pamannya berdagang ayam panggang santan dengan cara di jajakan secara ber keliling dari rumah ke rumah di seputaran jl.Suryakencana,Gg pedati,lawang seketeng,kampung gudang,pasar cunpok,Gang out, di kota Bogor.
Cain muda sudah mulai berkeluarga dan mulai harus menghidupi keluarganya sendiri dengan berbekal pengalaman dalam membantu pamannya menjajakan ayam panggang santan berkeliling ia meminta izin kepada pamannya untuk bisa berdagang sendiri,oleh karena itu ia membuka lapak dagangan ayam panggang santan di pasar bogor belakang,......ya okelah kebutuhan keluarga tercukupi dengan berdagang ayam panggang santan ini karena rasanya yang enak,original dan otentik.